Skip to main content

Mengapa Turis Jerman Memilih Jogja Sebagai Tujuan Wisata Favorit Mereka

Jogja, Jogja, Jogja…Jogja Istimewa. Yah itulah julukan Jogja singkatan dari Yogyakarta, telah menjadi magnet bagi banyak turis Jerman dalam beberapa tahun terakhir. Mengapa begitu banyak dari mereka memilih Jogja sebagai destinasi utama mereka? Beberapa alasan yang mungkin menjawab pertanyaan ini adalah kebudayaan yang kaya, kenyamanan tempat-tempat wisata, keramahan penduduk setempat, serta suasana yang santai dan menyenangkan yang terasa begitu berbeda dari kehidupan sehari-hari mereka di Jerman.


Turis Jerman seringkali menemukan daya tarik yang kuat dalam keberagaman budaya Jogja. Dari warisan sejarahnya yang kaya, seperti candi-candi kuno Borobudur dan Candi Prambanan serta istana-istana kerajaan, hingga seni dan tradisi lokal yang masih dijaga dengan baik, Jogja menawarkan pengalaman yang memikat bagi para pencari petualangan budaya. Selain itu, banyaknya festival dan acara budaya yang diselenggarakan sepanjang tahun menambah keunikan dan daya tarik Jogja sebagai tujuan wisata.


Tidak hanya kebudayaan, tetapi juga kenyamanan dan ketenangan yang ditawarkan oleh tempat-tempat wisata di Jogja merupakan daya tarik besar bagi turis Jerman. Dari keindahan alam seperti pantai-pantai yang menakjubkan yang walaupan belum familiar untuk bersantai-santai seperti berjemur dan papan selancar, namun dengan pesona alam pedesaan yang tenang, Jogja menyediakan berbagai pilihan destinasi yang cocok untuk berlibur dan bersantai.

Selain itu, infrastruktur yang baik dan kemudahan aksesibilitas membuat perjalanan di sekitar Jogja menjadi lebih nyaman bagi para wisatawan.


Namun, mungkin yang paling membedakan Jogja dari destinasi wisata lainnya adalah keramahan dan kebaikan hati penduduknya. Turis Jerman seringkali terkesan dengan sikap ramah dan suka menolong yang mereka temui di Jogja. Dari interaksi santai dengan penduduk setempat hingga bantuan yang diberikan ketika dibutuhkan, turis Jerman merasa diterima dan dihargai selama kunjungan mereka di Jogja.

Yah…tidak bisa dipungkiri, terkadang masyarakat Indonesia itu terlalu “mendewakan” yang namanya “bule”.

Tapi berbeda dengan cara pandang masyarakat Jogja jika interaksinya dengan turis Jerman. Mungkin karena Jogja sendiri adalah kota pendidikan. Dan Jerman adalah pusat pendidikan dunia. Jadi mindset masyaralat Jogja, bahwa turis Jerman itu banyak yang berpendidikan.


Mereka suka daerah untuk tinggal yang banyak pohon-pohon besar alami di dalam dan sekitar hotel atau penginapan. Menurut mereka, sangat suka jika bangun tidur melihat pohon, merasakan udara yang sejuk dan mendengar suar kicau burung liar. Mereka bilang seperti berada di atas surga. Sedikit lebay memang ya. Tapi ya pemikiran mereka itu simple untuk berwisata. Mereka suka suasana orang-orangmya yang santai dan menyenangkan. Jogja juga menjadi faktor penentu dalam memilih destinasi wisata bagi turis Jerman. Kehidupan yang tidak terlalu terburu-buru dan tekanan yang rendah membuat mereka merasa lebih rileks dan tenang selama berlibur di Jogja. Karena di Jerman sama orangnya semua serba cepat dan keras. Hal ini merupakan kontras yang menyegarkan dari kehidupan sehari-hari yang sibuk dan stres di Jerman.


Tidak mengherankan bahwa Jogja telah menjadi tujuan favorit bagi banyak turis Jerman. Dengan kombinasi kebudayaan yang kaya, kenyamanan tempat-tempat wisata, keramahan penduduk setempat, dan suasana yang santai, Jogja menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi para pengunjung dari Jerman dan dari seluruh dunia.

Turis Jerman sampai betah tinggal berlama-lama bahkan berbulan-bulan stay di Jogja. Terkadang mereka yang ada yang tugas belajar atau penelitian di Jogja.

Duit habis pulang kerja keras lagi. Balik lagi wisatanya ke Jogja. Sampai-sampai banyak yang pintar berbahasa Indonesia.

Menurut mereka jika belajar keras bisa Bahasa Indonesia memerlukan waktu 8-9 bulan fluent.

Tapi kok kebalikannya ya, banyak orang Jogja susah belajar bahasa Jerman. Yang konon katanya seperti orang sikat gigi sambil bicara.

Ha..ha…ha…maaf ya orang Jerman. Hanya bercanda saja.


Tips saya, jangan takut tersesat jika wisata ke Indonesia terutama ke Jogja. Karena di Jogja aman, ramah dan pasti semua saling membantu.

Untuk turis Jerman cobalah berinteraksi dengan masyarakat Jogja bahkan berteman, misalkan mengajak mengobrol untuk menanyakan arah jalan, destinasi wisata, bertukar pikiran atau pendapat yang meskipun bisa berbicara cas cis cus walau bahasa Inggris yang medok katrok campur bahasa tarzan itu akan menjadikan pengalaman yang sangat menyenangkan. Selain itu terkadang jika berbicara dengan istilah “bule” merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jogja. Jadi jangan takut untuk berinteraksi.

Percayalah bahwa masyarakat Jogja tidak akan menggigit. Atau berbuat jahat.

Khusus di Jogja ya…!

Tips untuk masyarakat Jogja, cobalah untuk berani berinteraksi walaupun hanya hewes..hewes plus bahasa isyarat untuk latihan dan menjadikan pengalaman menyenangkan. Walaupun orang Jerman terkenal dengan orang yang dingin seperti kulkas, tidak mau berinteraksi dengan orang asing. Tapi jika mereka berwisata ke Jogja, adalah hal yang menyenangkan juga untuk mereka.  Bahwa di dunia ini meski hanya interaksi sosial real human walau ala kadarnya cukup melepaskan apa ya namanya hormon stress dan hormon bahagia. Beda jika dengan chatting atau media sosial.

Tentunya harus tetap mengedepankan sopan santun, menghormati privasi dan sharing sebatas informasi atau pengalaman travelling secara umum. 

Comments